Perkembangan Tradisi Keilmuan dalam Islam

Nama : Indy Rahma Aulia

NIM   : 2001015086 (6B BK)


 Hasil Diskusi Pertemuan Selasa, 21 Maret 2023

  1. Bagaimana cara untuk menghindari bid’ah

    Jawaban :

    - menguatkan pengetahuan dengan dalil-dalil yang ada (al-qur’an dan hadits)

    - ibadah dengan baik dengan belajar cara beribadah dengan ahli agama


  2. Mengapa waktu Islam mengalami kemunduran Islam tidak melakukan pembaruan

    Jawaban :

    - perang ideologi (perbedaan pemikiran)

    - orang muslim tidak mengikuti perkembangan zaman

    - orang eropa mengikuti perkembangan zaman

    - sudah banyak perpecahan

    - lebih mengutamakan politik (kepemimpinan, pemerintahan)

    - rujukan peraturan terlalu banyak dan tidak pda satu arahan

    - tidak memperhatikan tradisi keilmuan Islam

    - doktrin terhadap kaum muslim untuk tidak berjuang dengan agama


  3. Pandangan Islam terkait dengan teknologi (IPTEK)

    Jawaban :

    Ilmu boleh saja selalu berkembang namun tetap harus bisa menyaring apa yang akan kita terima. Perkembangan teknologi juga bisa berkembang ke arah yang positif guna untuk mempermudah kehidupan dunia.

    Walaupun ilmu berkembang dengan pesat kita perlu berhati-hati dengan pandangan sekulerisme



PERKEMBANGAN TRADISI KEILMUAN


1. Peradaban Pra Yunani mesir

Bangsa Mesir Kuno banyak menggunakan tulisan hieroglif di atas kertas-kertas papyrus, dinding-dinding kuil dan beberapa piramida untuk membukukan ilmu pengetahuan serta hasil-hasil dari pemikiran mereka. Berbagai studi arkeolog dan papyrus menyatakan bahwa bangsa Mesir Kuno berhasil menggapai kemajuan yang luar biasa dalam bidang astronomi, aritmetika, kedokteran, farmasi, geometri, pertanian dan lainnya. Selain kemajuan-kemajuan tersebut mereka juga pandai dalam menggambar, memahat, mendirikan bangunan dan pengawetan jenazah, membuat perhiasan dan kerajinan kaca berwarna, mengolah tembaga dan mineral, pertukangan, dan sebagainya. Beberapa manuskrip atau tulisan tangan yang telah ditulis oleh orang terdahulu yang masih ada sampai saat ini yang terbuat dari kertas papyrus yang berhasil ditemukan pada akhir abad ke 19 M dijadikan referensi utama dalam studi dan penelitian ilmu pengetahuan di Mesir kuno diantaranya ada Papyrus Ebers yang terdapat di Universitas Leipzig, Papyrus Edwin Smith, Rhind, Shistripiti, London, Berlin dan lainnya. Pembagian metode ilmiah pertama mengenai notasi matematika mesir kuno dapat dilihat dengan jelas disaat mereka menemukan bilangan desimal yang didasarkan pada simbol-simbol khusus bagi hitungan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, hingga sejuta. Hal ini yang menempatkan peradaban Mesir Kuno lebih unggul serta berkualitas dibandingkan peradaban-peradaban yang ada pada masa itu.


2. Peradaban antara dua sungai (Mesopotamia)

Mesopotamia merupakan nama kuno untuk wilayah yang saat ini dikenal sebagai negara Irak. Dalam bahasa Yunani, Mesopotamia berasal dari kata mesos (tengah) dan potamos (sungai) karena Mesopotamia ini sendiri merupakan daratan yang letaknya diantara dua sungai besar yaitu sungai Eufrat dan Sungai Tigris. Letak mesopotamia yang berada diantara dua sungai ini mempunyai berkah tersendiri bagi wilayah mesopotamia walaupun sering dilanda banjir akibat dua sungai tersebut namun luapan lumpur akibat banjir tersebut membuat tanah di mesopotamia menjadi subur. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk Mesopotamia untuk bercocok tanam, dimana pada awalnya sebagian besar penduduk Mesopotamia ini hanya mengandalkan berburu serta mengumpulkan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Oleh karena itu, terbentuklah peradaban yang lebih tinggi yaitu berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan sosio-ekonomi masyarakat. Kesuburan serta kemakmuran itu menyebabkan timbulnya rasa iri hati bangsa lain yang tinggal disekitar tepi-tepi lembah sungai. Peradaban Mesopotamia menjadi hancur setelah berhasil meninggalkan berbagai macam warisan pemikiran yang memenuhi Perpustakaan Tsaur Bin Ba’l atau dikenal dengan Asyurbanibal oleh bangsa Eropa.

Dokumen-dokumen yang menjadi referensi utama untuk dijadikan studi penelitian tentang warisan budaya daerah Mesopotamia berupa lempengan-lempengan batu bata yang ditulis dengan alat yang menyerupai paku kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahar atau dibakar menggunakan bara api hingga mengeras dengan sebagian besar ditemukan oleh Sir Henry Leopard pada tahun 1849. Lempengan-lempengan ini membuktikan keunggulan bangsa-bangsa di daerah mesopotamia serta memperlihatkan keterampilan mereka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu peradaban Mesir, Summeria, Akkadia, Babilonia serta Assuriaa merupakan pondasi awal terbangunnya ilmu pengetahuan yang menjadi titik tumpu pertumbuhan dam perkembangan pemikirab manusia hingga semua peradaban dunia pada masa kuno dan zaman pertengahan.


3. Peradaban Persia

Negara persia saat ini dikenal dengan nama Iran yang penduduknya merupakan keturunan bangsa Arya. Peradaban Persia disebut akumulasi dari peradaban bangsa-bangsa yang ditundukannya dengan komunitas istana yang didalamnya terdapat banyak kaum intelektual, kaum dokter, dan astronom dari Babilonia, Mesir, India maupun Yunani. Selain itu tulisan paku yang masih digunakan untuk pembukuan mengalami beberapa penyesuaian hingga menjadikan bahasa Aram sebagai bahasa resmi. Bersamaan dengan berdirinya kekaisaran Sasaniyah di Persia, maka mereka menjadikan Tisofon ftota-kota di sekitar sungai Tigris) sebagai pusat pemiagaan di wilayah Timur. Kekuatan ekonomi dan perdagangan di Timur pun berpindah secara betahap ke tangan penguasa Persia, yang menguasai berbagai aktifitas pemiagaan di Teluk Arab hingga dekat masa kemunculan Islam. Akhir penguasa mereka benama Yazidgard III, yang senantiasa melawan penaklukan Arab-Islam, akan tetapi gagal.


4. Peradaban Phoenisia

Sejarah telah mencatat tentang keunggulan bangsa Phoenisia dalam bidang astronomi, geografi, matematika, aritmatika, dan ilmu hitung lainnya karena kejeniusan pemikiran dagang mereka yang membentuk karakter tersebut. Kemampuan tersebut mendorong mereka untuk mengarungi samudera dan lautan serta memanfaatkan kemampuan mereka dalam bidang geografi serta astronomi untuk mengembangkan pelayaran dan perniagaan.


5. Peradaban India

Para ilmuwan India berhasil menorehkan berbagai prestasi gemilang dan kongkret dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu-ilmu alam dan matematika dengan penerapannya, kedokteran dan industri. Di samping itu, mereka juga piawai dalam membuat berbagai kerajinan seperti mewarnai, menyamak, membuat sabun, kaca, semen, dan lainnya.


6. Peradaban Cina

Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bangsa Cina dikenal sebagai orang yang pertama kali mempersembahkan alat cetak, kertas, tinta, uang kertas, kompas, dan alat pencatat gempa kepada dunia. Dan juga mereka berhasil menunjukan kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran, farmasi, astronomi dan matematika.


7. Peradaban Greece (Yunani Kuno)

Yunani merupakan pusat peradaban tertua di Eropa.. Pada masa Halyinah Asy-Syarq, kota Alexandria menjadi mercusuar sastra, seni, dan ilmu pengetahuan, hingga perpustakaannya memuat lebih dari enam ratus jilid buku. Berkat keberadaan kertas-kertas papyrus, maka di sana terdapat jutaan orang terpelajar yang mampu menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan dan bahkan berhasil mengorbitkan sejumlah intelektal terkemuka seperti pakar teknik rekayasa Euclides, ahli fisika Archimedes, pakar geografi Eratostines, dan pakar astronomi Aristorakhes. Kontribusi peradaban Greece terhadap peradaban manusia terfokus pada kenyataan bahwa peradaban ini mampu menjelaskan pengertian- pengertian yang mengungkapkan tentang berbagai realita kehidupan, hakikat alam semesta, dan pengetahuan. Tidak mengherankan jika di kemudian hari terdapat banyak istilah bangsa Greece yang digunakan para ilmuwan pada masa sekarang ini seperti dalam filsafat, sejarah, matematika, astronomi, fisika, atom, dan lainnya.


8. Peradaban Romawi

Wilayah negara ini mencakup Yunani Besar dan semua wilayah Italia sekarang. Kemudian tahun 146 SM, carthaginois runtuh dan bangsa Romawi bermigrasi ke Asbania (spanyol) dan menguasai semua kepulauan di laut Mediterania dan pesisir Baratnya. Hingga akhirnya Roma menjadi pemenang setelah melalui perseteruan panjang tanpa ada lawannya, dan dia lah pemimpin bangsa Barat tanpa ada yang menandinginya. Di wilayah Timur, bangsa Romawi berhasil menundukkan pemerintahan Macedonia dan Yunani tahun 197 SM dan bahkan mencapai sungai Eufrat. Adapun Mesir, mereka menggabungkannya pada wilayahnya tanpa perubahan. 


9. Peradaban Arab Pra Islam

Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul disana. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa aspek peradaban Arab meliputi agama, politik, ekonomi dan seni budaya. Bangsa Arab juga dikenal hidup dalam kabilah- kabilah atau klan-klan. Mereka juga dianugerahi kelebihan berupa kemampuan menghafal yang sangat tinggi, khususnya hafalan terhadap sya’ir- sya’ir dan kronologi sejarah nenek moyang mereka.


10. Peradaban Arab Islam

Masa kejayaan tersebut berkisar sekitar tahun 750 M – 1258 M meskipun ahli lain menyebutkan bahwa kejayaan Islam dimulai sejak wafatnya Nabi pada tahun 632 M. Pada masa kejayaan tersebut, Islam berkembang pesat ke berbagai belahan bumi dan menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan dunia. Kemajuan Islam pada masa itu secara tidak langsung ikut meninggikan peradaban dan kebudayaan Arab dan Timur Tengah, di mana Islam lahir, tumbuh dan berkembang. 

  • Pada masa khalifah Umar ibn Khaththab, kota Madinah menjelma menjadi negara adikuasa seiring penaklukan Semenanjung Arabia, Palestina, Syria, Irak, Persia dan Mesir. Negara Madinah menjadi pusat pemerintahan dengan struktur kekuasan dan administrasi pemerintahan yang bernafaskan semangat demokrasi. 

  • Masa Khulafa’ur Rasyidun ditutup dengan pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib sebagai khalifah terakhir. Pada masa ini mulai muncul perbedaan pandangan dan kubu-kubu dalam umat Islam seperti kelompok Mekkah yang menolak pembai’atan Ali, kelompok Syi’ah yang mendukung Ali, kelompok Khawarij yang menolak proses arbitrase Ali – Mu’awiyah pada Perang Siffin dan kelompok pendukung Mu’awiyyah ibn Abi Sufyan. Selain itu, masa ini dikenal sebagai permulaan perang saudara antara umat Islam, yaitu dalam Perang Jamal, Perang Siffin dan Perang Nahrawan.



11. Peradaban Eropa Modern

Pada saat peradaban Arab-Islam mencapai puncak kejayaan dan kemajuannya, maka masyarakat Eropa menghadapi keterbelakangan kehidupan, stagnan, dan kemerosotan di seluruh aspek kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, politik, maupun keagamaan. Periode ini lebih dikenal dengan sebutan zaman pertengahan. periode tersebut dimulai sejak abad keempat Masehi hingga sebagian besar tanda-tandanya masih tersisa hingga sepuluh abad kemudian, sampai muncullah situasi dan kondisi yang lain dalam pemikiran manusia dan berupaya mengatasi berbagai permasalahan kehidupan mereka. Eropa pun memasuki masa kebangkitan kontemporer pada abad kelima belas setelah masa transisi yang berlangsung selama kurang lebih dua abad lamanya. Selama itu pula, muncullah beberapa tokoh sastra, pemikiran, politik, dan keagamaan yang mendorong dan menghapuskan kemunduran dalam kehidupan masyarakat Eropa selama abad pertengahan.

Zaman kebangkitan adalah sebutan bagi masa tumbuhnya gerakan menghidupkan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni klasik di Italia. Kemudian menjalar ke negara-negara Eropa lainnya. Di tengah semangat kaum intelektual dan cendekiawan, serta kolumnis di Italia, di kalangan mereka tersebar keyakinan yang keliru, yang intinya: Bahwasanya peradaban sejati yang telah hilang bersamaan dengan keruntuhan kekaisaran Romawi dapat dihidupkan kembali berkat kerja keras yang dilakukan. Karena itu mereka menyebutnya dengan Renaissance yang berarti menghidupkan kembali.

Bangsa Eropa sangat terpengaruh oleh peradaban Arab-Islam dan berupaya mencarinya pada sumber-sumber utamanya yang beragam. Karena itu, mereka lebih senang mempelajari kebudayaan Islam secara langsung dan mendapatkan banyak manfaat darinya. Terutama dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan alam. Gerakan penerjemahan dari bahasa Arab dan bahasa-bahasa klasik ke bahasa Latin yang merupakan satu-satunya bahasa sastra, ilmu pengetahuan, dan agama digalakkan. Studi dan riset mereka terhadap buku-buku berbahasa Arab yang diterjemahkan dari bangsa Greece memberikan pengaruh terbesar dalam menyadarkan mereka mengenai arti penting warisan budaya bangsa Greece dan menjadikannya sebagai referensi utama.


B. Tradisi Keilmuan di dunia islam


Ilmu yang ada yang diwariskan dalam masyarakat Islam juga bermacam ragam, akan tetapi ilmu tersebut secara garis besarnya dapat kita klasifikasikan berdasarkan sifatnya ada dua macam, yaitu:

a) Ilmu yang terpuji. Ilmu yang terpuji ada dua macam pula, yaitu 

  • fardlu ‘aindan fardlu kifayah(Ahmad Satori dan Ismail, 2003: 46). Ilmu yang fardlu ‘ainadalah, mengetahui aqidahyang benar, mengetahui apa-apa yang harus diimani, mengetahui kewajiban- kewajiban dan ibadah yang harus dilaksanakan dan mengetahui hal-hal yang harus ditinggalkan.

  • Ilmu yang fardlu kifayahadalah, ilmu yang berkaitan dengan maslahat dunia, seperti ilmu hitung, astronomi, kimia, bahasa, industri, pertanian, dan sebagainya.

b) Ilmu yang tercela. Ilmu yang tercela adalah ilmu yang membahayakan, seperti ilmu sihir, perdukunan, meramal,bahkan Islam menganggap sebagai dosa besar yang harus dijauhi (Ahmad 


Untuk bisa menjadikan al-Qur’an sebagai paradigma keilmuan Islam, maka perlu dilakukan hal-hal berikut :

1). Al-Quran menghimbau manusia agar meneliti tanda-tanda kekuasaan Allah Swt yang telah menciptakan sekalian makhluknya dengan penuh kesempurnaan. Hal ini memberi indikasi, bahwa penggunaan aqlyang sebenarnya adalah untuk meyakini, mengakui dan mempercayai eksistensi Allah Swt(Abdullah, 2005: 114). Selain itu yang mampu memahami al-Quran bukanlah otak sebagai alat berfikir, melainkan hati, sebagaimana firman ALLAH.Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada.”(QS. Al-Hajj : 46).

2). Membersihkan pikiran, hati dan jiwa dalam membangun kalbu. Al-Qur’an al Karim adalah kitab suci yang tidak dapat dikuasai oleh orang yang biasa, kecuali oleh orang yang hati dan akal pikiranya bersih. 

3). Menyadari bahwa Al-Qur’An adalah sumber ilmu. Al-Quran sangat mengagungkan kedudukan ilmu dengan pengagungan yang tidak pernah ditemukan bandinganya dalam kitab- kitab suci yang lain. 

4). Menggunakan metodologi Al-Qur’an sebagai sarana bepikir ilmiah. Menuntut imu pengetahuan dalam Islam bertujuan untuk mencapai dua kebaikan; dunia dan kahirat. al- Quran telah mengarahkan kita untuk mengkaji semua kebaikan yang Allah SWT titipkan di muka bumi. Dan al-Quran memberitakan kepada kita bahwa Allah SWT menciptakan bumi ini, semunaya untuk kepentingan kita. 


C. Kontribusi Dunia Islam

Ilmuan Muslim dan Karya/Penemuan Ilmiah

1. Kontribusi Dunia Islam Dalam Klasifikasi Ilmu

Klasifikasi ilmu sendiri dilakukan untuk membagi ilmu pengetahuan yang ada menjadi beberapa bagian. Hal ini dikarenakan, dalam perkembangannya, berbagai ilmu pengetahuan baru telah muncul sebagai turunan dari ilmu-ilmu yang sudah ada. Menurut Fiqru Mafar (Fistiyanti, 2017) yang dikutip oleh Aristoteles mengatakan bahwa telah mengklasifi kasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok. 

  • Pertama,ilmu teoritis seperti ilmu rekayasa, falak, dan ilmu hisab. 

  • Kedua, ilmu amaliyah seperti ilmu akhlaq, ekonomi, dan ilmu siasat. 

  • Ketiga, ilmu produksi seperti ilmu syair, balaghah. 

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Thomas Aquinas yang mengklasifikasikan ilmu menjadi tiga bagian, yaitu ilmu mantiq, ilmu teoritis, dan ilmu amaliah. Sedangkan Francis Bacon mengklasifi kasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kategori utama, yaitu memori (seperti ilmu sejarah), hayal (seperti ilmu syair), dan ilmu akal (seperti ilmu filsafat).


2. Kontribusi Dunia Islam Dalam Kelembagaan

Perkembangan lembaga pendidikan Islam, sebagaimana yang akan disampaikan dalam disertasi ini dari masa ke masa mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Perkembangan itu ditandai dengan adaptasi dan inovasi tiada henti dari berbagai aspek menyesuaikan diri dengan tantangan dan kebutuhan zamannya. Pergumulan lembaga pendidikan Islam mengalami berbagai problematika dalam menghadapi perubahan dan kemajuan zaman sehingga dapat membantu membangun jati dirinya sebagai lembaga pendidikan yang kokoh dan mengakar pada tradisi masyarakat di mana ia berada dan dilahirkan. Menyongsong gelombang kehidupan modern ini, pondok pesantren perlu melakukan diversifikasi keilmuan khusus atau keahlian praktis, seperti kewirausahaan, pertanian, industri, keterampilan dan penguasaan teknologi tepat guna, agar alumni pondok pesantren dapat berdaya guna serta berdaya saing dalam percaturan kehidupan politik, birokrasi, enterpreuneurship dan profesi.


3. Kontribusi Dunia Islam Dalam Ilmuan Muslim dan Karya/Penemuan Ilmiah

  • Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Salah satu temuan terbesar Al-Khawarizmi yang masih digunakan sampai sekarang ialah konsep aljabar, aritmatika, dan logaritma dalam matematika. Berkat temuannya itu, ia dijuluki sebagai Bapak Aljabar. Tak hanya itu, ia juga ahli di bidang lain, seperti falsafah, geometri, dan geografi. Salah satu bukunya yang paling terkenal adalah Kitab Surat al-Ars “Buku Pemandangan Dunia” atau “Kenampakan Bumi”, revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemus yang berisi daftar koordinat dari kota dan tempat geografis mengikuti perkembangan umum. Karya-karya ciptaannya menjadi rujukan para ilmuwan pada periode berikutnya sampai sekarang. Al-Khawarizmi wafat sektiar tahun 850 M di Bagdad.

 

 

  •  Ibnu Sina

Cendekiawan Muslim paling berpengaruh selanjutnya adalah Ibnu Sina. Bernama lengkap Abu Ali Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina, beliau lebih dikenal dengan Avicenna dan mendapat julukan Pangeran Para Dokter. Sejak kecil, Ibnu Sina telah menunjukkan perhatiannya terhadap berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu falsafat, imu agama, hingga akhirnya ia menekuni ilmu kedokteran lebih dalam lagi. Di usianya yang ke-16 tahun, Ibnu Sina berhasil meraih gelar dokter ahli. Pencapaiannya yang sangat mengagumkan itu berhasil mencuri perhatian para dokter pada zamannya. Karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah Qanun fi Thib, yang menjadi rujukan ilmu kedokteran selama berabad-abad.

 

  • Al-Battani

Al-Battani merupakan cendekiawan Muslim terkenal yang ahli di bidang astronomi. Ia terlahir dari keluarga ilmuwan. Sang ayah, Jabir bin Sinan, adalah seorang ilmuwan di bidang sains. Sementara itu kakeknya, Tsabit bin Qurrah, juga merupakan ilmuwan astronomi yang sangat terkenal di Arab.

 

 

Al-Battani telah menghasilkan banyak penemuan di bidang astronomi. Salah satu hasil pengamatannya yang sering dijadikan rujukan adalah tentang terjadinya gerhana bulan dan matahari. Para ilmuwan lain menggunakan penemuannya tersebut untuk menghitung kecepatan gerakan bulan. Ketertarikan Al-Battani dengan benda-benda langit telah ada sejak kecil. Ia menyalurkannya dengan membaca banyak buku tentang astronomi. Selain menjadi ahli astronomi, ia juga berperan besar dalam bidang matematika. Penemuannya dalam bidang ini yang paling dikenal adalah rumus persamaan trigonometri.

 

  •  Ibnu Khaldun

Selanjutnya ada Ibnu Khaldun, yang lebih menekuni bidang sosial seperti sejarah, ekonomi, hingga sosiologi. Ia dikenal sebagai sejarawan dan Bapak Sosiologi Islam yang hafal Al Quran sejak usia dini Tak sampai di situ, ia mendapat julukan Bapak Ekonomi Islam karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis. Karyanya yang masih terkenal sampai saat ini adalah Muqaddimah.

  

  • Al-Jazari

Cendekiawan bernama lengkap Abu Al-‘Iz bin Ismail bin Ar-Razaz Al-Jazari ini merupakan seorang ahli mekanik dan telah banyak menciptakan robot. Itu sebabnya, Al-Jazari kemudian dijuluki sebagai Bapak Robot. Mengutip buku 12 Ilmuwan yang Terkenal di Dunia oleh Izzah Annisa, Al-Jazari mendapat kepercayaan raja-raja Turki untuk membuat alat-alat mekanik, seperti jam, air mancur, penyedot air, dan sebagainya. Salah satu ciptaannya pada masa itu adalah robot musik yang berfungsi untuk menghibur masyarakat.  Selain itu, beberapa penemuan besar Al-Jazari lainya antara lain mesin engkol, roda gigi, dan mesin pompa air. Al-Jazari juga menulis Buku Pengetahuan Ilmu Menkanik yang berisi penjelasan puluhan peralatan mekanik lengkap dengan istruksi cara merakitnya.

Comments